Welcome to my blog, hope you enjoy reading
RSS

Rabu, 10 Juli 2013

Happy 22 Mie'un! :)

Hilmia Madani…. Nama yang sudah populer dari masa MOS (Masa Orientasi Siswa), Wajah yang cantik, manis, ditambah gaya berbusana yang mendamaikan (testimony dari semua laki-laki yang pernah aku tanyakan), hal ini dipengaruhi juga oleh kakaknya yang lebih dulu populer disekolah kami dulu. Aku sepakat dengan itu,,, dari awal pertemuan kita sampai  terakhir kali bertemu dengan perempuan yang satu ini masih sama, tak banyak yang berubah… istiqomah dengan tampilannya yang mengesankan kedamaian bidadari surga. Hari ini tepat ia berulang tahun yang ke22 (wuih kemana aja baru 22? :P ) kurang lebih 10 tahun sudah  aku mengenal, dekat, dan  mencoba memahami hidupnya. Heheheh……  tahun ke 10 aku tak mau melewatkan memberi moment untuk hari jadinya, karena hari ulang tahun sebelumnya kebiasaan aku telat memberikan ucapan. Aku mencoba menuliskan apa saja yang kita alami selama kurang lebih 10 tahun ini. ya, anggap ini sebagai hadiah ulang tahun ku untuknya.
Kami lebih senang memanggilnya Mie’un, karena setelah dekat dengan wanita ini kami baru menyadari bahwa kecantikannya pudar sama kedondongan nya dia… heheheh. Anak Muhammadiyah tulen…! Dulu aku tak begitu dekat, ya katakanlah beda gengan, hhmmm,,,, sepertinya bukan gengan yang aku maksud, pada masa smp kita sama-sama tak menggantung/ digantungi orang lain, netral abiiis…. Muncluk sana sini. Ya bedanya, aku memilih independen karena aku tinggal dirumah (tak di Asrama) dan memang pada masa itu aku kurang suka bergerumul dengan wanita-wanita bergosip bersama  dan kegiatan-kegiatan ajaib lainnya. Sedangkan mie’un memang populer banyak sekali ingin mendekat, namun saking banyak nya ia tak memilki teman yang kekuatan emosinya mencapai taraf ‘sahabat’ kalau ada masalah terkadang ia merasa sendiri (menurutku mi, kalau salah mav… ^^V).
Tak mudah mengenal sisi lain dari Hilmia Madani, pribadinya yang menyejukan, kalem, sholehah, pinter, rajin,… (apa lagi tuh mi? aku ampe bingung mau muji kamu apa lagi? :P ) dia sangat tertutup mengutarakan apa yang dia rasakan, terkadang ini membuat dirinya tertekan, jaman SMP dulu belum ada FB jejaring social lainnya jadi susah buat tau apa yang dia rasakan, tapi lambat laun aku baru ngerti kalau tiba-tiba kita liat nie cewe banyak tidur, denger music, nginep dikamar orang, atau pergi ke mall sendirian berarti dia lagi BT, Marah, atau lagi ada perasaan negatif. Ini yang membuatku merasa beruntung sendiri, aku mempunyai kelebihan untuk mempunyai keberanian membicarakan apapun yang aku rasakan, ya ini ajaran ibuku untuk menceritakan apapun yang aku rasakan karena ibuku dan aku tau disaat aku menceritakannya satu tahap ketenangan lebih mendekat (jadi kangen umi.. :’( ). Ya,,, kelabilan anak ini terlihat dari sini, banyak sekali ketakutan yang selalu menggelayuti hidupnya, bahkan aku selalu mendorong anak ini untuk membiasakan diri menceritakan apapun yang dia rasakan, jika tak percaya teman sebayanya ya paling tidak terhadap ibunya sendiri, namun terkaget waktu awal aku tahu kalau dia takut mengawali pembicaraan dengan ibunya (baru kemaren sembuh).
Lucu,,, suatu hari aku mendapati di notif FB ku ada “Confirm Azzura mentari pagi” dengan foto profil kartun Conan, belakangan aku baru tahu ini kerjaannya si Mie’un, aku mendapati sisi lain dari anak ini, sisi kejujuran…. Semua ekspresi keluar di FB ini. Waktu aku menanyakan Azzura mentari pagi untuk apa? Dengan polosnya nie anak menjawab, biar gak ketahuan kader? Hadeuh…. Pinter juga nie anak? :P.  seperti yang aku utarakan sebelumnya, kepolosan anak ini yang terkadang membuat orang-orang sekitarnya gregetan setengah mati, owy ya aku kasih tau ya? kalian jangan pernah ngasih nie anak pilihan! Bahaya,,, bisa bikin ribet satu Negara nunggu dia ngasih keputusan…  aku selalu mengatakan ini sama Mia kalau dia lagi galau sama cowok-cowok rempong yang ngedeketin nie bocah… “kamu tuh ga butuh cowok cakep, pinter, atau cowok-cowok idaman lainnya lah,,,, kamu Cuma butuh cowok berani aja mi, serius deketin kamu”, dari dulu bukan tak aneh ada laki-laki bilang suka sama Mia, terkadang Mia sering dijadikan tameng untuk para lelaki yang menyukai seseorang tapi takut ketauan, jadi kalau ditodong untuk mengakui siapa yang dia suka, menjawab Mia dianggap paling aman… ya, ini disadari Mia “Mia udah ga percaya sama para laki-laki yang bilang suka sama Mia, kadang jadi BT juga.. -_-” (kurang lebih redaksinya begitu, maklum waktu SMA).
Masa-masa sekolah dulu, kita sering banget partneran buat segala kepanitiaan, ya untuk beberapa event kita sangat klop, mungkin karena karakter kita yang jauh berbeda namun satu minat dan pemahaman. Aku yang lebih senang mencoba hal baru, terbiasa membicarakan apapun yang aku rasakan, sementara Mia yang sulit memulai sesuatu dengan hal yang berbeda, lebih baik ngenes sendiri dari pada harus mengungkapkan apa yang dia rasakan. Dalam setiap acara biasanya ketahanan kerja kita saling mempengaruhi, kita yang pada dasarnya sama-sama moodyan terkadang dibuat stress kalau lagi stuck nyari inspirasi buat konsep acara atau buat nyelesain masalah lainnya,,,, bedanya aku lebih memilih muter-muter atau cari pengalihan yang lain dulu baru balik lagi kemasalah, sedangkan Miun lebih seneng diem di masalah, merenunginya sampai bikin galau sendiri. Anehnya permasalahan ini selesai bersamaan juga… hehehe
            Dari sekian banyak kegiatan yang kita lalui bersama ada kegiatan yang aku ingat sampai sekarang; KIR, dan kegiatan seni (Drumband, Nasyidan, Gokil Dance), baiklah akan ku uraikan satu persatu…
Kelompok Ilmiah Remaja
            Tiap tahunnya KIR sekolah kami mengadakan Study tour, pada masa angkatan kami menjabat sebagai ketua Departemen di IPM dulu SI Mie’un yang pegang jabatan ketua KIR sedangkan aku menjabat sebagai Kadep PI (Penalaran Intelektual), pada saat tiba waktunya untuk study tour aku lihat wanita ini resah gelisah gundah gulana merasa mengurusi ini sendirian (kurang support), dengan segala keikhlasan tanpa kesombongan (hehehe…) setelah diminta untuk membantu, aku menawarkan diri untuk membantu (heheh gimana si? Ditawarin apa menawarkan? Aku lupa lebih tepatnya) ditambah karena Departemen kita berada dibawah naungan Bidang yang sama.
            Seperti yang aku bilang diatas tadi, jangan pernah nyuruh nie anak buat ngambil keputusan, bakalan seabad! :p untuk menentukan tempat saja perlu pertimbangan yang sangat lama, mungkin aku bukan hanya sekedar membantu, tapi ikut andil menentukan segalanya tempat, estimasi dana, konsumsi, transportasi, bahkan sampai acara. Memang pada saat itu birokrasi untuk mengadakan Study tour sedang dipersulit, seperti pendanaan, perijinan, admnistrasi permohonan tempat, dll. Dengan berbagai pertimbangan akhirnya kita memutuskan tempat Study tour yang tak jauh VEDCA yang terletak didaerah Cikalong, tempat ini merupakan tempat pembudidayaan dan pengolahan  tanaman, pertanian, dan peternakan.
            Acara ini berjalan sukses, Alhamdulillah, meski hanya mengerjakan berdua dan mendekati hari H masih sangat sedikit sekali peminatnya namun acara berjalan sesuai dengan yang direncanakan. Peminat membludak pada saat hari H kita menghubungi beberapa teman kelas untuk mangajak masa yang lainnya. Dari mulai perijinan tempat, penyusunan acara, bahkan belanja untuk konsumsi, pada saat itu kita merasa menjadi dua wanita yang luar biasa!heheh… mulai dari sini aku merasa bertemu dengan partner yang sesuai untuk diajak kerjasama. Kerjasama kita berlanjut sampai jabatan IPM kita tempuh, ranting, daerah bahkan sampai pembentukan cabang. J
Kegiatan Seni
            Hehehehe…. Untuk kegiatan ini banyak sekali kekonyolan yang kita jalani bersama-sama mulai dari ngeband, ngedance, ngenasyid, bahkan drumband kita lakonin bareng… pokoknya kalau aku ditakdirkan menjadi seorang laki-laki yang mengagumi seorang Hilmia Madani, dengan terpaksa harus gaul sama dia yang lagi nentuin gerakan dance, ngeluarin suara bass nya waktu nasyid (akapelaan). secara mantap aku akan memploklamirkan diri untuk segera berhenti mengagumi wanita ini! Hehehe semua keanggunannya luntur secara mutlak! Ya,,, emang sih semua termasuk aku juga sama, menjadi gila.
Nasyid, hampir sekelas kita semua penggemar Nasyid; JV, Shafiq, dll. Kebanyakan akapela. Semacam anak-anak jaman sekarang yang keranjingan Boy Band sampai beli kaset, ngikutin dance, ngapalin lagu. Kita juga pada jaman itu melakukan hal yang sama; hafal lagu, personil, bahkan ngikutin pembagian suara akapelanya. Iseng lagi ngumpul-ngumpul niruin lagu nasyid apalah bunyi suara gendang, suara kecrekan, ampe kecikur-cikur bumbu dapur,disebut. Pas bulan puasa “lagi”  iseng kita ikutan lomba nasyid sekabupaten, dengan modal Cuma 100rb dari wakil kepala sekolah kita menseriuskan keisengan kita. Mengorbankan hari-hari liburan kita setiap hari latihan, serak, kecapean, laper, bahkan muka merah Mia karena harus mengeluarkan suara Bass sepanjang latihan, campur aduk yang kita rasakan… belum lagi peristiwa jimbe alat pukul yang kita gunakan hilang, yang ternyata setelah dicari tersembunyi didalam lemari (nice moment J). Hasilnya? Wuih…. Jangan diraguin, kita menjadi satu-satu nya grup nasyid wanita yang berakapela, kalau ga salah kita peringkat ke7 dari….. (berapa mi? aku lupa, pokoknya mah belasan aja.. ).
           
Ngeband, ini serius Cuma iseng-iseng doang buat ngeramein sekolahan dengan arahan dari musisi muslimah si Nunis (teman sekelas kami), entah dari mana awalnya formasi yang semuanya perempuan terbentuk; Mia sebagai drummer dengan asumsi kalau lagi ngenasyid dia selalu menjadi suara Bass, dan kadang dia pegang gallon (ngangkut air dari lantai 1) hehehe… dan aku sebagai vocalis, heheh.. kalau ini serius tanpa asumsi logis! Aku curiga, mungkin karena aku tak dipercaya untuk pegang alat yang lain? :s dulu kalau lagi latihan bukan ngocok nada tapi malah ngocok perut karena geli denger nada yang berantakan, bahkan sampai kita ngucek mata karena BT nunggu satu-satu personil belajar ampe bisa (sumpah amatiran banget..! L). Hehehe… tapi pada saat penampilan kita tak begitu memalukan lah… cukup MEMBANG…… ?? (kitkan emosi! hehehehe).
            Ya, itu lah beberapa moment yang kita lewati bersama… sebenarnya masih banyak, sehabis kita lulus dan kuliah pun cerita kita bersama masih berlanjut. Sekali waktu dia pernah datang keCiputat membawakanku kado ulang tahun (fas photo berwarna kuning) yang sampai saat ini aku simpan, dengan polosnya dia berbicara “mia kalau liat barang warna kuning inget mega terus deh.. J ” (terharu mi). Pertemuan Aku dengan Mia memang lebih sering dibanding dengan teman Sekolah yang lainnya, Setiap liburan sudah dipastikan kita bertemu, belum lagi sekarang setelah dia menentukan calon imamnya jadi punya “ojek pribadi” untuk mengantarkan keCiputat meski hanya berbicara ringan seharian. Satu hal yang aku saluti dari wanita pengagum warna biru langit ini istiqomah pada suatu pilihan, meski terkadang mengesankan hidup yang tidak dinamis.
             Owh ya satu lagi yang belum aku tuliskan, masalah percintaan.. dalam hal percintaan aku dan Mia mempunyai kesamaan, masa sekolah dulu sama-sama tergila-gila sama satu laki-laki (berbeda) aku dengan teman satu kelas kami, dan mia dengan kakak kelas 3 tahun diatas kita. Hehehe…. Sampai akhirnya didunia kuliah kita menemukan berbagai macam laki-laki, jika kita bertemu atau ngobrol ditelephon obrolan tak jauh dari siapa laki-laki yang sedang mendekat. Dari semester 3 aku yang menceritakan satu laki-laki yang entah lah sepertinya aku mau Mia tau apa pun yang aku rasakan terhadap laki-laki ini, mungkin sampai sekarang. Dan tak disangka dan direncanakan Mia lah orang pertama yang memelukku waktu pertama kali aku merasakan putus cinta. Hehehe…  Sedangkan  Mia yang penggemarnya bejibun, selalu meminta pendapat tentang laki-laki yang mulai dia pertimbangkan, termasuk “ojek pribadi”nya yang sekarang. Hehehehe….. owh ya, tentang penggemarnya yang bejibun, suatu malam waktu kita nongkrong diangkringan Ciputat iseng aku nanya. “mi, kadang aku kasian sama kamu harus diribetin sama maslah ini, kamu pernah ngerasa ‘tinggi hati’ ga sih tau banyak laki-laki yang suka sama kamu?” “kadang-kadang ia ga, bahkan mia pernah bikin list cowo-cowo yang pernah suka sama Mia” (masih polos). (semoga dari sekian banyak list nya bukan suami ku nanti :P)
Sepuluh tahun kita bersama, manis mi… ga kerasa, tapi kita selalu tahu untuk memahami satu sama lainnya, dari kamu aku belajar bersyukur, istiqhomah, dan kehati-hatian untuk bertutur. Tanpa perlu banyak orang tau, beberapa peristiwa yang kita alami, yang mungkin terlalu konyol untuk diceritakan. Terlepas dari semuanya… aku selalu mengiyakan kamu mempunyai keteduhan bidadari surge, tak heran jika para laki-laki itu mempunyai rasa kagum. Untung Allah pun menciptakan kamu yang pintar menjaga hati dan diri, maha adillah… dan masih banyak laki-laki baik yang mengagumi wanita yang baik. J

Udah ya mi… pokoknya selamat ulang tahun yang ke 22… semoga kamu diberkahi dalam setiap pilihan yang sudah kamu tentukan… J



Jumat, 21 Juni 2013

yang gamang yang mengenang

5 Mei 2013, PKL 17:06, Bis Tanjung Priuk- Ciputat
Bus ini tetap tak bergerak meski dihantui waktu yang terus bergulir dalam menitnya. Di terminal Tanjung Priuk dalam sebuah kerinduan terhadap seorang "laki-laki", berharap pertemuan yang akan ku alami hanya hitungan jam saja, tak sabar. Kulihat ada 3 pengamen jalanan membawa alat music bersenar (1 gitar dan  2 biola), pada awalnya pengamen ini sangat tidak menarik perhatianku, kecuali 2 biolanya. Basa basi yang garing menambah kehambaran suasana sore Priuk. Namun, tak lama aku mendengar mereka menyebutkan 1 lagu yang sampai saat ini aku selalu dibuatnya gemetar, bahkan seringkali aku kerap meneteskan air mata. 
Tak perlu perenungan lama, awal intro pun nada-nadanya mulai memasuki memori kerinduanku yang paling dalam, terdiam dalam keheningan, hanya nada, lirik lagu itu dan tarikan nafasku yang kian sesak.
Yup aku pikir aku sudah kuat untuk mendengar lagu itu, ternyata hitungan tahun pun aku masih berada dalam sebuah ketaklukan, Kerinduan yang melebihi segalanya. Nada-nadanya begitu dalam, liriknya begitu menyakitkan, terangkum dalam sebuah judul IBU [Iwan Fals] 
#salam rindu terdalam untuk mu Bidadari surga. 

Senin, 18 Februari 2013

3 X kota tua = ?


 “akhirnya,,, kita pacaran juga semua! Cerita2…. ”
Celetuk zia pada saat mereka bertiga rumpi di line telephon.
Semenjak perpisahan SMA sudah satu setengah tahun mereka berpisah dengan kesibukan masing-masing namun tak menghentikan intensitas komunikasi tiga sekawan yang telah berteman sejak mereka SMP.
“aih,,, g nyangka ya, kita bisa pacaran juga? Deketan lagi jarak jadiannya? Ckckckc kompak banget dah kita! Hehehehe… g sia sia kalian jadi pasien aku. :P ”

Bangga zia sebagai calon psikolog yang telah merasa berjasa karena selama ini hanya dia yang siap membuka klinik konsultasi gratis untuk dua sahabatnya ini. Sementara qoik dan banip hanya tertawa menanggapi kebanggaan zia (tumben tanpa perlawanan.. )

Selasa, 29 Januari 2013

Dua Tunas Titipan Bidadari Surga



Pagi tahun ini tak sama dengan pagi dua tahun lampau,
Dimana kita terbangun oleh senyuman yang meneduhkan
Tanpa indrawi penglihatan, hanya dengan mata batinnya
Elusan tangan halus terus mencoba meraba wajah
Lalu suara merdu yang  bergema dalam telinga
“selamat ulang tahun anakku…!”

Minggu, 20 Januari 2013

Namanya Dimas


Namanya Dimas.
Cerahnya pagi  Cirebon terhalang oleh kabut kelelahanku yang baru bisa tidur selepas shubuh.  Pukul 08.00 tepat aku baru saja terbangun, itu pun terpaksa karena anak-anak yang lain memaksa ku pergi dari kerajaan mimpi tentang negri ionianis yang ku karang.
 “bangun teh, kita harus pergi ke TK buat kunjungan,,”
suara bias rembulan wanita palembang yang menurutku dia bangga kali ini karena bisa membangunanku, biasanya aku yang mengganggu tidur panjangnya.
“hmmmm,,,,” jawabku singkat, dengan penuh berat hati aku bangkit dari tidur dan pause tayangan kerajaan mimpi,
“udah pada mandi semua ya? Hmm,,,, aq aja yang belum mandi?”
 malas mandi…. Hehehe. Dimeja sudah tersaji makanan khas Cirebon ya,, mereka menyebutnya lenko.
 “hmm,,, isinya kaya gado-gado nanggung ya?”
menuju meja langsung menyantap makanan, aku menghiraukan tatapan sinis mereka melihat anak gadis bangun tidur langsung mencari makanan.
-----0-------

Sabtu, 12 Januari 2013


Catatan kerinduan antara duren, maranggi dan bubur t’gie

13 January 2013
:Mega Dharwis
Ini tentang kerinduan seorang anak pada sarang kedamaiannya, dimana dua bulan dirasa menjadi waktu yang sangat panjang dan sangat menjenuhkan. Tiba waktunya untuk melepas segala keluh kesah pada seorang ayah yang ia banggakan, meski sayup-sayup getar nada kerinduan selama ini mengalir dalam aliran jaringan signal telkomsel atau indosat, namun masih tetap tak bisa menghapus kerinduan seorang anak pada sarang kedamaiannya.
Kemarin aku datang dengan segala perjuangan, rintangan perjalanan yang harus ditempuh selama  delapan jam yang biasanya perjalanan hanya cukup ditempuh 3 jam! Owh itu sangat menjenuhkan kawan…  Longsornya tanah Puncak membuat perjalananku memutar 180 derajat pada jalur alternative lain Jonggol. Hmmm,,, ini sebenarnya biasa, karena jika weekend jalur Jonggol akan menjadi pilihan bagi para pengendara yang menghindari kepadatan Puncak, yang tidak biasa adalah jalur alternative kali ini menjadi pilihan semua orang. Hahaha,,,,, perjuangan belum seberapa kawan, sesampainya di Cianjur aku dijemput oleh kaka laki-laki ku dan keluarga mungilnya. ditengah perjalanan jalur menuju Cipanas ditutup,  entah kami tak tau alasannya. Maka kami langsung menuju jalur alternative  yang lebih sangat memutar, jalur pesawahan yang lagi-lagi ternyata ini menjadi pilihan semua orang.  Keluar jalur alternative kembali kami harus tertahan oleh antrian mobil yang berhenti karena ada kabel listrik yang meledak disebabkan oleh pohon tumbang. Arrrgghhh….! Lagi-lagi aku harus mengusap dada menghadapi suasana yang menjengahkan ini, untung senyuman keponakan kecilku sedikit menjadi penghibur dalam mobil tua kami. Tanpa menunggu lama kami langsung mengarahkan mobil pada jalur alternative lain (lagi-lagi ini menjadi pilihan semua orang) sangat padat.
Tepat pukul 16:50 aku sampai disarang kedamaianku, bau kerinduan begitu dekat dengan gelora ketidak sabaranku untuk bertemu ayahanda dan keluarga ku yang lainnya. Seakan sudah lebih dari dua bulan aku meninggalkan tanah ini, banyak yang berubah. Langkah kaki menjadi tidak tenang lagi, kupercepat untuk menemukan rumah yang aku rindukan, seperti sedang mempersiapkan diri untuk menanti kedatangan anaknya, abi berada diteras depan, meski tak ada letupan kembang api atau petasan namun sambutan ini sangat menenangkan, pertemuan yang sudah dinantikan. Menyambutku orang rumah pun segera mengerumuni teras dan meramaikan suasana sore Cipanas pada saat itu. Tanpa basa-basi aku langsung memposisikan diri sebagai seorang anak yang rindu dimanjakan, sekejap kedewasaanku luntur. “bi,,, mega punya targetan nie selama tiga hari dirumah, ada tiga makanan yang mega pengen”  dengan serempak keluarga ku bertanya “apa?” dengan muka yang penuh harap aku langsung menjawab “maranggi, duren, sama bubur t’ghie!” hahaha….. semua orang hanya menggelengkan kepalanya, ya mungkin mereka merasa kedatanganku hanya membuat mereka susah… hehehe,,, dan tak lama aku langsung menodong abi tuk segera memenuhi keinginanku “jadi kapan bi?”.
Hari pertama kedatanganku tentu keinginan yang aku list tak bisa dilaksanakan karena dirumah sudah sangat banyak makanan yang dimasak oleh kakak perempuan kesayanganku t’gie, tangan ajaibnya selalu saja menyulap bahan-bahan makanan menjadi sangat mantap untuk disantap. Hari kedua aku terus menuntut keinginanku tak peduli dengan adek-adekku yang keanehan karena kakak nya lebih manja dari mereka, aku terus merengek mohon dikabulkan targetan makananku, namun karena kesibukan abi dan cuaca yang tidak mendukung terpaksa aku kembali harus menahan diri tetap bersikap tenang (meski sangat kecewa).  Mencoba mengalihkan perasaan aku membuka laptop kesayangan yang kuberi nama “Denok” melakukan apapun tanpa arah, untungnya tak lama seorang “teman” menelpon yang langsung ku angkat. Percakapan yang membuat eskalasi emosi meningkat, membuatku lupa sejenak akan kekecewaan ku malam itu, diruang tengah telepon rumah berdering dari percakapannya aku yakin itu abi. Tak lama aku dengar t’gie berteriak “ga,, kata abi jangan dulu tidur, abi lagi beli maranggi!” dengan senyuman seakan aku mau berteriak bahwa aku mempunyai ayah yang luar biasa! Hehehe…. Maranggi datang….! Dengan sumringah aku mengucapkan terimakasih  langsung menyantap tusukan daging sapi hangat yang dibumbui kecap, beberapa uli bakar yang berbentuk kotak, dan tak lupa sambal oncom! Wuih,,, tulisan saja tak bisa mewakili kenikmatan santapan ini kawan. Hehehe,,,   malam ini cipanas menjadi sangat menyenangkan.
Hari ketiga aku dirumah ada dua targetan lagi duren dan bubur t’gie,dengan semangat baja  aku siap untuk mengusahakan ini semua. Ku ajak kakak laki-laki ku untuk memburu duren didaratan Cipanas, aku percayakan sepenuhnya pada a’tho (sebutan aku untuknya) karena aku sama sekali tak faham tentang duren, yang penting santap mantap! Hehe,,, beberapa jam kemudian dua duren telah menebarkan baunya dimobil kami, wuih,,,, tak sabar rasanya, dengan kejailanku aku mencoba untuk mencomot satu biji duren, “hhmmmm koq ga manis a?” “ia itu yang paling lumayan” sedikit kecewa berharap duren kami yang kedua tidak mengecewakan. Sampai dirumah aku langsung berteriak bahwa duren telah tiba, sayang tak semua orang rumah ikut dalam kenikmatan ini karena mereka tidak suka duren, aku rasa kenikmatan hidup mereka berkurang karena tidak suka buah berduri ini. Penuh kekalapan aku menghabiskan 3 biji buah duren, padahal targetan awalnya hanya 2 karena perutku tak akan siap  untuk memakan lebih dari itu, aku berhenti sementara yang lainnya tetap melahap biji-biji duren yang masih tersisa.
Selesai menyantap duren, t’gie turut membahagiakanku dengan bubur buatannya, racikan yang sampai saat ini aku tak mengerti bagaimana dia membuatnya, tapi percayalah dari semua bubur yang pernah aku santap hanya bubur t’gie yang aku rindukan. Setiap kali mamakan bubur di Ciputat aku selalu membandingkannya dengan bubur buatan t’gie, membuat orang-orang jengkel karena mereka hanya mendengarkan  rasa enaknya dari ceritaku. Bubur  ini menghangatkan udara cipanas yang sangat dingin,meski tampilannya sederhana hanya terdiri dari bubur, sedikit potongan ayam dan ati, sambel, kacang dan kerupuk tak menutupi rasa yang sampai sekarang aku curiga dia menggunakan mantra-mantra untuk membuat rasa yang luar biasa di bubur ini. Sayang karena jarak antara duren dan bubur tak lama mengurangi kenikmatanku untuk menyantap lebih banyak bubur hangat ini.
Semua sudah terpenuhi, kini aku menemukan makna akan kerinduan ku terhadap rumah ini, bukan terletak pada makanan-makanan yang menjadi targetanku. Karena secara rasional  bisa saja aku langsung memenuhi keinginan-keinginan ku sendiri tanpa harus menunggu dipenuhi oleh orang rumah. Namun tahu orang rumah memanjakan dan berusaha untuk membantuku untuk memenuhi keinginanku ini menjadi moment berarti, membahagiakan, dan sangat menenangkan. Terkadang aku dibuatnya malu disaat apa yang aku lakukan tak sebanding dengan yang kudapatkan disarang kedamaianku, namun biarkanlah ini menjadi tekad ku yang baru bahwa semua yang kudapatkan disini harus menjadi semangat baru dalam perjuanganku ditanah rantau sana, karena aku menyayangi mereka dan selalu merindukan sarang kedamaianku. 



Jumat, 11 Januari 2013


Ijinkan ku sebut kau ibu
29January  2012 at 3:29pm ·
:mega dharwis

Jika memang ini takdir, maka ijinkalah aku mengadaptasi ikhlasku,,,
Pada kenyataannya takdir tak semudah yang diinginkan
Bukan inginku untuk mengeras pada ego ku
Hanya saja memang begitu lemahku akan kuatku
Maka jika ingin tetap kau ku panggil ibu
Tetap lah berdiri tegak disampingku
Karena lamun ku tentang haru biru dulu
Tak sekejap mata hilang dalam ingat ku
Bukan untuk menggantikan, karena itu bukan inginku
Bukan juga sebuah tangtangan, karena itu tak ku tau
Aku hanya ingin kau membantu ku dalam sebuah keikhlasan
Inginkupun kau menjadi patahan sayap yang tetap melindungiku
Meski aku mengeras dalam sebuah ke irasionalan
Maka tetaplah berdiri dekat dalam kerapuhanku
Lalu ijinkan lah aku memanggilmu ibu dalam kedamaian
Karena memaksa ku hanya akan semakin membuatku diam membisu
Membatu dalam keegoisan, menahan senyuman hanya karena kemarahan!
Mengalir dalam linangan air mata yang bosan setiap hari keluar dalam kelemahan ku
Bukan aku tak ingin akan kehadiranmu...
Ini hanya tentang kepasrahanku akan waktu
Bersabarlah, karena aku sangat menyayangi atap surgaku....







selamat hari ibu...
22  December, 2011 at 11:27am ·
:Mega Dharwis
Hari ini kekuatan kita kembali teruji
dimana,,, kita menjadi sesak karena  tak bisa lagi lakukan ritual kita bersama
ya,, saling dahulu menyucapkan dan memberi hadiah
saat mereka berlomba mengatakan rasa cinta kepada ibunya
kita semakin dibuatnya membisu, mengeluh, dan mengharu.
Aku yakin,,, hari ini bukan hari yang baik untuk kita
Setidak nya untuk kali ini, disaat tanah pengistirahatannya baru saja mengering.
Tapi,,,, bukankah kita harus lebih kuat dari bidadari surga kita?
Yakinlah,,, meski kita tak lagi memberi hadiah didunia,
Allah akan menjadikan do’a kita hadiah untuknya.
Meski raga tak bersua dengan wanita lembut kita
Persiapkanlah kesuksesan kita,
Karena disaat pertemuannya nanti senyuman manis akan menghiasi wajahnya
Pun jika kita tak lagi mendapat pelukannya,
Bukankah kerukunan kita menjadi pelukan terhangat yang ia ajarkan dulu?
Aku tau kita bersedih hari ini, namun masihkah kita harus bersedih disaat kita tau ia bahagia disana?
Biarlah kesedihan kita hanya disetiap sujud kita,, 
Karena ia tak pernah mengajarkan kita menjadi pecundang mengahapi dunia dalam kesedihan
Tak perlu merasa kehilangan, bukankah dia selalu meyakinkan kita bahwa ia selalu ada meski kita jauh?
Bahkan dunia dan akhirat pun ia anggap dekat jika kita tetap membacakannya al-qur’an.
Selamat hari ibu untuk bidadari surga kami… rasa sayang kami tak terbatas waktu bahkan kehidupan.
Terimakasih untuk segalanya…. UMI!


do'a untuk umi tersayang..

: Mega Dharwis
Ya Allah... dengan penuh kerandahan hati hambamu ini bersujud
Mengagungkan nama Mu, mensyukuri nikmat Mu, memohon pengampunanMU.
Ya allah,, bilakah sujudku ini masih belum mampu menenangkan keresahan ini,
Maka dengarkanlah do’a setiap shalatku, dengan penuh tunduk penuh harapku pada MU.
 jika ini pun tak mampu menguatkanku maka terimalah do’a dalam setiap hela nafasku.
Sungguh... bukan aku tak yakin dengan keMahaanMU,
ini hanya keresahan seorang hamba yang kehilangan mataharinya,  mata airnya, dan surga dunianya.
Ya Allah.... aku tak pernah merasakan selemah ini, seakan sejenak aku kehilangan waktuku untuk tetap bertahan hidup!
Proses yang begitu cepat,  teramat sangat cepat! Seolah ini hanya mimpi buruk yang menakutkan.
Sayang.... aku takan pernah bisa terbangun untuk menyudahi mimpi buruk ini!
Aku takut termasuk orang yang kufur tehadapMu, namun ketegaranku tak berlaku untuk saat ini.
Innalillahi wa innailaihi roji’un...  Allahumaghfirlahaa  warhamha wa a’fiiha wa’funganha. Bergema dalam rumah kami, bersayup dimulut orang2 sekitar kami.
Ya allah... aku berani bersumpah air mata ini bukan tanda ketidak yakinan ku kepada Mu. 
Kerapuhan ini setidaknya menunjukan kecintaan kami terhadap wanita luar biasa dalam hidup kami.
Tersadar, bilakah kekuatan kami belum mampu menjaganya, aku yakin keMaha kuatan MU adalah jawabannya.
Umi,,,, dengan penuh ketenangan berbalutkan kesucian air wudhu,  simpulan senyum yang menenangkan, seolah sebagai tanda pamit untuk kami, Satu lagi Wanita sholehah hilang dikehidupan ini.    
Maka... kan ku  bangun lagi ketegaran ini! Aku memang sangat merasa kehilangan kekuatan umi, namun kekuatan lain masih membantuku dalam perjuangan ini. Niscaya,,, air mata ini bukan lagi air kedukaan, bukan lagi air ketidak ikhlasan. Aku jamin setiap tetesan air mataku sebagai bentuk harap atas do’aku untukmu akan terkabul.
Ya Allah...... tempatkanlah wanita yang kami perjuangkan kebahagiaannya ditempat yang terbaik. Kami siap bersaksi bahwa hanya nama Mu yang selalu ada dalam setiap perjuangannya. Istri  yang sangat luar biasa untuk abi, Ibu yang dibanggakan oleh  anak-anaknya, dan tauladan bagi orang-orang sekitarnya.
Umi... kami ikhlas akan ketiadaan jasadmu, pergilah dengan tenang. Perjuanganmu akan tetap kami teruskan... kami bangga jadi anak-anak umi! Senyuman di akhir hayat mu terus menjadi kekuatan kami untuk tetap tersenyum melanjutkan hidup.... kami sangat sayang umi(wardah jamilah)! 


untuk mu yang ku perjuangkan...
:Mega Dharwis
 Aku? Ia,,,, aku yang sedang menyenangi kesendiriannya.
Seakan melahirkan diri sebagai orang yang egois, apatis, atau apalah!
Dengan kemuakan aku berdiri, dan dengan kejengahan aku berlari.
Berharap dengan bernafas panjang aku bisa menenangkan sejenak tentang masalahku, ternyata… hanya mitos belaka! Untuk bernafaspun aku terasa sesak!
Kau tau? Ini bukan lagi masalah cinta bias kemarin… ini masalah yang lebih pelik! Masalah aku dan tumpuanku, aku dan tujuanku, aku dan cahayaku, aku dan jiwaku, aku dan do’aku,,,, iya aku dan alasanku untuk hidup.
Ini semua tentang ia yang menjadi tumpuanku disaat aku merasa kerdil, yang menjadi tujuanku disaat aku tak mampu menapaki lagi apa inginku?, cahaya dalam gua-gua  omong kosong orang sekitarku, jiwa disaat aku merasa menjadi mati karena harapan-harapanku dipaksa tewas dalam gombalan yang memuakan!,  do’a dalam setiap kerendahan hati hamba yang bersujud pada Rabb nya, iya,,, ini tentang ia yang menjadi alasan untuk semua perjuanganku.
Namun …. Semuanya menjadi seakan pudar, aku kehilangan segalanya disaat iya tak lagi kuat untuk memperjuangkan tubuhnya sendiri, seakan kehilangan taringnya untuk bertahan hidup. aku tersadar, kekuatanku tak sebanding dengan bagaimana ia menguatkanku!
Payah,,, ya tentu payah! Aku pun merasa malu atas ketidak mampuanku mengimbangi kekuatannya. Tapi malu ini bukan menjadi penyelesaian yang mutlak! Ini hanya masalah tentang pengabian.. sejauh mana aku bertahan untuk kembali menguatkannya, seberapa besar rasa sayang ini untuk tetap bertahan dalam pengabian yang tak kenal akhir… dan pada saatnya aku yakin, aku dan ia akan tetap berada dalam situasi saling menguatkan! Tentu, ini yang kusebut dengan cinta abadi dan murni. Dimana kau tidak akan menemukan “pemaksaan pengorbanan”  karena kau akan menyadari sendiri apa yang akan kau korbankan untuknya.
Maka dengarkanlah aku, memang kekuatan ini terkadang terasa lemah. namun itu hanya lelucon setan yang menjadi sketsa dalam perjalanan pengabianku. Jika tiba saat aku lemah, itu hanya kelalaian semata dikalahkan oleh lelucon setan! Percayalah,,, kasih sayang ini hanya ingin yang terbaik untukmu! lekas sembuh “ayahanda tercinta….” Guru besar tentang makna kekuatan pengabian yang tak mengenal akhir.
13 agustus 2011


Description: http://photos-f.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-ash4/293705_233582690012913_1399034_a.jpg


Top of Form
Bottom of Form

catatan pertama


Filosofi kursi
:mega dharwis
Salam hangat untuk pembaca, mohon ijin untuk memperkenalkan diriku. Boleh aku mulai? Aku anggap pembaca memiliki jawaban klasik untuk menjawab “boleh, iya, atau silahkan”, ataupun yang lainnya. Oleh karena itu aku akan memulai perkenalanku.
Aku adalah benda yang pada umumnya berkaki empat. Namun dengan perkembangan zaman yang memacu kekreatifan manusia, terkadang aku dijadikan 6,3,2,1 atau bahkan aku dirancang tidak berkaki. Jika berbicara harga orang-orang menghargai sangat beragam bisa murah atau bisa sangat mahal, terbukti  dengan harga yang ditawarkan BANGGAR pada saat renovasi ruang sidangnya aku dihargai puluhan juta! Ckck.. luar biasa bukan? Atau bahkan aku menjadi tak berharga sama sekali. Ya… pada intinya dalam bentuk apapun, selama aku masih diciptakan untuk tempat duduk, aku masih disebut kursi.
Tau kah pembaca? dalam proses pemanfaatannya atau  penyebutannya, jati diriku terkadang berubah-rubah. Aku bisa dianggap pribadi yang menyeramkan hingga menjadi hal menakutkan, atau aku bisa manjadi hal yang menyenangkan hingga aku menjadi rebutan. Membingungkan bukan? Perlu aku ulangi bahwa manusia sangat kreatif dalam memanfaatkan keadaan. Baiklah aku akan memberikan berbagai contoh untuk apa aku digunakan.
Jati diriku akan sangat menyeramkan disaat aku disebut “kursi panas” di meja hijau. Menurut orang-orang aku akan sangat dijauhi pada saat mereka harus duduk didepan para hakim dan jaksa pada saat disidang. Hmmm,,, cukup masuk akal jika banyak orang  menghindari untuk mendudukiku pada masa-masa aku disebut “kursi panas”.
Sebaliknya aku akan menjadi rebutan disaat jati diriku menyenangkan. Ya, mari kita mejelajahi nasib aku dalam beberapa kasus. Kasus pertama, entah mengapa aku menjadi bahan rebutan mereka yang berkampanye, mereka sih menyebutnya 1 kursi berharga untuk perubahan bangsa. Padahal aku hanya kursi yang dipakai untuk mereka duduk di MPR/DPR. Disaat mereka mendapati aku disana menjadikan mereka berada di lapisan atas (kalangan elit). Padahal fungsi aku sama pada saat itu “untuk duduk”.
Kasus kedua, adalah pada saat aku direbutkan oleh para mahasiswa/I  yang ingin melakukan ujian. Mereka akan datang sangat pagi hanya untuk menempatkan aku pada posisi yang tepat untuk mereka duduki. Hanya dengan menaruh benda diatasku sebagai bentuk tanda kalau aku sudah ditempati mereka akan menjadi sangat tenang. “posisi menentukan prestasi” dijadikan slogan mereka, mereka akan duduk disamping orang yang dianggap bisa memberikan mereka jawaban?! Hahahaha,… lucu memang.
Dan masih banyak lagi jika pembaca ingin mengenal aku lebih dekat. Namun pada intinya aku tetaplah hanya benda untuk duduk. Berharga dan tidaknya aku tergantung pada siapa yang menduduki aku dan dimana aku ditempatkan. Jangan merebutkan aku, karena aku tidak akan bisa menjamin akan selalu  pembaca dapatkan untuk membuat mu berharga. Tapi jadikan lah aku berharga karena diduduki olehmu dan orang lain akan mengikuti dimana pembaca duduk.  Ya.. ini hanya tentang filosofi kursi, maka jika pembaca mempunyai pemikiran lain tentang ku itu akan membantuku  mengenal lebih dalam akan jati diriku.